Kamis, 06 Desember 2018

Mencari Kaki Pelangi

Mencari Kaki Pelangi

Kenapa ada kemustahilan antara kita.

Pertemuan kita tak disengaja , temanku memperkenalkan kita, kamu bertujuh dan aku berdua.
Aku diam-diam mengagumi kamu karena beberapa persamaan. Untuk waktu yang lama kita bersama, tapi bukan sebagai apa-apa. Suatu hari aku pernah menangis pada malam dan sujudku sebab ada yang mustahil diantara kita.

Pada suatu subuh diatas ranjang usangku yang berderit, kamu berbaring disampingku
"Jimin apa kamu percaya ada hal -hal yang mustahil di dunia ini?"

"Tidak ada hal yang mustahil jika kamu berusaha lebih keras dan percaya Tuhan."

"Jim, apa kamu percaya jika kita bisa menemukan kaki pelangi, semua harapan kita akan terwujud?"

"Emm aku tidak tahu. Apa sebenarnya yang ingin kamu sampaikan Ar? Jangan aneh -aneh lagi dengan pikiran acakmu."

Aku melihatmu bangkit dari sampingku lalu berjalan menuju sisian jendela ,kamu berdiri melihatku yang terduduk.

"Jimin, sebelum kamu pulang aku mau hadiah ulang tahunku ya,

"Hanya hadiah kan, aku sudah menyiapkan untukmu. 5 September nanti ya"

Jimin, pemuda berpipi bulat, dan mata bulan sabit itu nyatanya juga manusia seperti aku tapi manusia yang tak bisa aku tafsirkan pikirannya,ia baik namun aku tak tahu maksudnya. Dia pemuda sehangat mentari. Dia pemuda yang sebenarnya membantuku bertahan hidup sejauh ini, entah apa jadinya jika ia lenyap dari sisiku.

"Jimin"

"Ya Ar apa lagi ?"

"Jiminn, akuu..."

Belum sempat aku selesaikan kataku, ketika kudongakkan wajahku untuk melihat sosokmu yang membelakangi cahaya jendela kamarku namun kamu memburai, sosokmu mengabur , suaramu melirih aku tak lagi bisa merungu, bahkan jika itu deru nafasmu sekalipun lalu kau perlahan lenyap bersamaan matahari yang mulai naik, silau sekali.

Yang ku dapati hanya bingkai fotomu dekat jendela itu, kamu yang tersenyum manis sekali.
Aku menangis meneriaki namamu, bahkan kamu belum sempat mendengar harapanku di ulang tahunku nanti.

"Jiminnnnn"
Aku bangkit, mendapati diri masih berada di ranjangku, mataku sembab sekali nafasku masih tersengal. Aku bermimpi.

Melirik disampingku sebuah majalah sewarna langit dengan beberapa bait kalimat yang membuat pasokan oksigenku habis.
"Park Jimin BTS umumkan akan menikah 5 september mendatang."

"Jimin aku mau tanya Tuhan dimana letak kaki pelangi, aku mau kelak disurga aku bisa menikah denganmu Jimin".

Kamu belum dengar harapanku Jimin.

End.

Untuk Jimin suatu hari nanti.
Otakku sedang acak jadi lahirlah fiksi ini. Mohon dimaklumi, saya tidak pandai menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar